Wednesday, September 10, 2025

Lima Hal Bekal Sebelum Meninggakan Dunia

 

Hasil Penderangan Ngaji Quran Hadits dengan Metode Ektubu (M3T)

 
 

 

Sudahkah siap jika dipanggil Alloh Swt untuk berangkat meninggal(kan) dunia, sewaktu-waktu !

Kenapa hal ini dipertanyakan, karena orang yang mengoreksi diri (muhasabah bi nafsih) dan beramal untuk sesudah kematian, itulah al-akyas orang yang cerdas. Pada dalil LPM.22 buku Geramart HR.Ibnu Majah juz.2 no hadits 1423. 

Sedangkan orang yang mengikutkan keinginannya kepada hawa nafsunya namun berharap kepada Alloh bahwa Alloh mengampuni dosa-dosa dan memasukkan ke dalam surga, itulah orang yang al’ajizu yaitu orang yang lemah (ekstrimya:bodoh) terbelakang pikirannya (akal), lebih mengedepankan hawa nafsu (okol).

Ada 5 hal yang melatarbelakangi pertanyaan di atas :

  • 1. Karena pihak yang memanggil (yaitu malaikat Izroil), mengajak pulang ke hadapan Alloh tidak pernah memberitahu sebelumnya untuk bersiap-siap. Tiba-tiba menarik tangan , mencabut nyawa tanpa diketahui kapan waktunya, di mana tempatnya. Malaikat Izroil termasuk barang ghaib. Orang bertaqwa tentu mengimaninya, sebagaimana tertuang pada Surah albaqoroh Al-Quran [2]:2

 

-         ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَۛ فِيهِۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

            Itulah kitab (Alquran) tiada keraguan di dalamnya sebagai petujuk bagi orang2 yang bertaqwa,

Al-Quran Surah albaqoroh [2]:3

 

ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ

 

(yaitu) orang-orang yang percaya kepada barang ghaib (termasuk Malaikat Izroil), dan menegakkan sholat dan dari apa yang telah kami beri rejeki kepada mereka, mau menginfakan.

  • 2. Waktu kematian seseorang tidak dapat dimajukan atau dimundurkan.

Al-Quran Surah Al-a’rof [7]:34

 

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةًۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

“ Dan bagi setiap umat ada ajal(kematian), maka ketika datang ajalnya mereka tidak dapat memundurkan sesaat maupun mengajukan”.

Semua pasti mati hanya tinggal nunggu antrian.

  • 3. Ketika seseorang sudah meninggal dunia, arwahnya tidak dapat berkomunikasi atau berhubungan dengan ahli familinya manusia di dunia karena sudah berbeda alam.

Al-Quran Surah Yasin [36]:31

 

أَلَمْ يَرَوْا۟ كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم مِّنَ ٱلْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُونَ

“ Apakah mereka tidak mengerti berapa banyak orang yang telah Kami binasakan dari beberapa keturunan, bahwa mereka (yang sudah mati) tidak dapat kembali kepada mereka (yang masih hidup)”.

 

Al-Quran Yasin [36]:50

 

فَلَا يَسْتَطِيعُونَ تَوْصِيَةً وَلَآ إِلَىٰٓ أَهْلِهِمْ يَرْجِعُونَ

“ maka mereka tidak mampu berwasiyat dan mereka tidak dapat kembali kepada ahli familinya ”

Al-Quran Surah Almukminun [23]:100

 

لَعَلِّيْٓ اَعْمَلُ صَالِحًا فِيْمَا تَرَكْتُ كَلَّاۗ اِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَاۤىِٕلُهَاۗ وَمِنْ وَّرَاۤىِٕهِمْ بَرْزَخٌ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ

“agar aku dapat beramal saleh yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Di belakang mereka ada (alam) barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan.”

  • 4. Manusia yang masih hidup tidak dapat memberi pendengaran kepada orang yang sudah meninggal dunia.

Al-Quran Surah An-Naml [16]:80

 

اِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتٰى وَلَا تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاۤءَ اِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِيْنَ 

Sesungguhnya engkau tidak dapat menjadikan orang yang mati dan orang yang tuli dapat mendengar seruan ketika mereka telah berpaling ke belakang.

 

Al-Quran Surah An-Naml [16]:81

وَمَآ اَنْتَ بِهٰدِى الْعُمْيِ عَنْ ضَلٰلَتِهِمْۗ اِنْ تُسْمِعُ اِلَّا مَنْ يُّؤْمِنُ بِاٰيٰتِنَا فَهُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Engkau bukanlah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang buta (mata hatinya) dari kesesatannya. Engkau tidak dapat menjadikan (seorang pun) mendengar, kecuali orang yang beriman pada ayat-ayat Kami dan mereka berserah diri.

  • 5. Amalan orang ibadah di dunia jika ditolak, baru ketahuan di akhirat. Sehingga  tidak dapat kembali mengulangi beramal kembali hidup ke dunia. Diberi umur sepanjang hidupnya sampai akhir hayat terlena dan lalai. Hingga akhirat menanggung penderitaan dan penyesalan yang tiada akhir.

 

وَهُمْ يَصْطَرِخُوْنَ فِيْهَاۚ رَبَّنَآ اَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِيْ كُنَّا نَعْمَلُۗ اَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَّا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاۤءَكُمُ النَّذِيْرُۗ فَذُوْقُوْا فَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ نَّصِيْرٍ

Mereka berteriak di dalam (neraka) itu, “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami (dari neraka), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan, bukan (seperti perbuatan) yang pernah kami kerjakan dahulu.” (Dikatakan kepada mereka,) “Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu dalam masa (yang cukup) sebagaimana orang yang mau berpikir. Dan telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan. Maka rasakanlah azab. Bagi orang-orang zalim tidak ada seorang penolong pun.”

 

Lima Hal Bekal Sebelum Meninggakan Dunia

  Hasil Penderangan Ngaji Quran Hadits dengan Metode Ektubu (M3T)     ...