Thursday, August 11, 2016

Pembahasan LPM Kajian no.32 : Menghindari Aliran Sesat










Klik  image di atas untuk memperjelas

Wa idz yatakhajuna fii nar fa yaqulu dhu'afa liladziinas takbaru inna lakum taba'an fahal antum mughnuna 'anna nasiban minanar ? qolal-ladziinas takbaru inna  kul-lun fi ha innaAlloha qod khakama bainal 'ibaad.

Surah Ghofir (40);47-48.

Dan ketika mereka saling menghujat di dalam neraka maka, maka orang yang lemah berkata kepada orang yang menyombongkan diri, sesungguhnya kami (dulu di dunia) adalah pengikutmu dapatkah kamu menghindarkan kami dari sebagian siksa neraka ?
Orang yang menyombongkan diri berkata sesunggunya kita semua sama-sama di dalam neraka, sesungguhnya Alloh sudah menghukumi di atara hamba.

Paparan yang melukiskan orang menghujat kepada gurunya tersebut dapat kita baca sekarang, sedangkan peristiwa itu baru akan terjadi kelak di kehidupan akhirat.
Orang lemah (adhu'afa') pada ayat tersebut dalam kehidupan sekarang ini adalah orang yang lemah usahanya dalam upaya peribadatan. Alloh memberikan akal dan pikiran sebagai modal untuk mencari jalan kebenaran dan keselamatan. Namun mereka lebih mempercayai ucapan orang dengan tidak menelusuri kebenaran menurut firman Alloh SWT dan Sabda Rosulullohi SAW.

Kemudian yang dimaksud istakbaru yaitu orang yang sombong.
Dalam suatu diskusi antara sobahat dengan Rosulullohi SAW pernah membahas tentang orang sombong. Berkata seorang lelaki sesungguhnya ada orang yang senang , bangga jika pakaiannya bagus dan sandalnya bagus. Rosulullohi SAW menjelaskan bahwa sesungguhnya Alloh maha baik Alloh senang dengan yang bagus. yang dimaksud sombong (al-kib'ru) adalah batorul khaqi wa ghomtu nas, menolak khaq dan meremehkan manusia.

Ok, kembali ke ayat di atas bahwa orang sombong sehingga dikhujat oekh pengikutnya di dalam neraka karena selam di dunia hatinya tidak mau menerima kebenaran khaq dan meremehkan manusia. Rasa-rasanya dua hal yang membuat seseorang dapat kembali ke jalan hidayah Alloh SWT.
Orang yang dalam hatinya ada kesombongan lebih menonjolkan ego dan pendapatnya sendiri. Kalaw punya kewenangan untuk mengajarkan nilai agama dapat membahayakan keselamatan aqidah dan syariah.

Kedua golongan, antara murid dan guru akhirnya tersesat di akhirat.

Dengan kita belajar mengkaji dengan cara yang benar, sumber pedomannya benar, prosedurnya benar. Amalannya sesuai dengan dalil2 dalam Quran dan Hadits. IsnyaAlloh dengan cara demikian semoga kita dapat menghindari aliran sesat tersebut.
   


No comments:

Ilmu , Batasannya Apa ?

Di era informasi akhir-akhir ini dunia  medsos menyedot banyak perhatian. Salah satu aplikan yang paling populer yaitu WhatAps. Piranti luna...