Wednesday, May 11, 2016

Pembahasan LPM Kajian no.25 : Menghindari Timbangan Amalan Kosong di Akhirat

















Klik immage diatas untuk memperjelas.

Qul hal nunab-biukum bil akhsyariina 'a'mala al-ladziina dhol-la sa'yuhum fidun-ya , wahum yakhsabuuna annahum yukhsinuuna shun'a. ulaa-ikal-ladziina kafaru bi aayaati rob-bihim wa liqoo-i hi, fa khabitot a'maluhum fa laa nuqiimu lahum yaumalqiyaamati wazna. Dzalika jazaauhum jahannamu bima kafaruu wattachodhu aayati wa rusuli huzuwa.


Katakanlah (Muhammad) adakah kami ceritakan padamu dengan (orang) yang paling rugi amalannya, (yaitu) orang-orang yang sesat kelakuan mereka di kehidupan dunia dan mereka menyangka (bahwa) sesungguhnya mereka (telah) memperbaiki amalan. Mereka itulah orang-orang yang kufur dengan ayat-ayat tuhan mereka dan (kufur) dengan ketemu Alloh.

Maka leburlah amal mereka maka tidak Aku tetapi bagi mereka pada hari kiyamat timbangan (amal mereka).

Demikianlah balasan mereka (adalah) jahannam sebab apa yang telah mereka kufuridan mengambil ayat-ayatKU dan utusan-utusanKu dengan main-main.

Saudara2ku mohon maaf ya untuk posting kali ini karena keterbatasan ruang pengetikan jadinya lafadz Arabic dari kata demi kata pada ayat ini kesulitan untuk meempatkannya.

Ayatnya cukup panjang. Namun demikian semoga tidak ada kesulitan buat teman2 memahami intisarinya.

Ok, ayat ini pada prinsipnya merupakan peringatan dari Alloh SWT yang ditujukan kepada umat manusia melalui utusanNYA yang tidak lain Muhammad SAW.

Pada ayat itu dijelaskan bahwa orang tersebut kelak orang yang paling rugi amalannya, karena sebenarnya amalannya di hadapan Alloh adalah amalan sesat, sayangnya mereka itu punya persangkaan, punya anggapan bahwa amalanya sudah benar.

Namanya orang sudah merasa benar ada kemungkinan tidak mengindahkan masukan atau nasihat dari pihak lain.

Orang yang sudah merasa (paling) benar amalannya lebih2 menghukumi yang lain adalah salah, maka di situ ada bibit " kibriya" sombong.

Kuncinya adalah pada kesadaran, rasa tawadhu' atau merasa rendah dan kurang, maka dari situlah kemudian ada niyat untuk belajar.

Memang betapa ruginya, betapa sengsaranya jika kelak betul2 amal yang sudah diyakini benar selama hidup di dunia ternyata salah dihadapan Alloh SWT, yang memberi aj-ron , pahala.

Kadang sesuatu yang dirasa benar menurut manusia belum tentu benar menurut Alloh SWT.

Terus bagaimana ?

Ya, supaya amalan kita dijamin benar harus sanggup mengindahkan peringatan Alloh SWT dalam al-Quran dengan mengikuti petunjuk Rosulullohi SAW dalam kitab hadits.





  

 
    

No comments:

Ilmu , Batasannya Apa ?

Di era informasi akhir-akhir ini dunia  medsos menyedot banyak perhatian. Salah satu aplikan yang paling populer yaitu WhatAps. Piranti luna...